GADIS DAN AIR MATANYA
Terik mentari membakar tubuh
Disambut dengan egonya hati
Kata terlanjur diucap
Mengakhiri pertautan dua hati
Air matanya berlinang
Terdengar isak tangis
Yang begitu menyayat hati
Sosok disampingnya tetap terpaku
Seakan tak pernah peduli
Dengan deraian air mata itu
Hati terlajur dibakar amarah
Hingga cinta berubah menjadi ego
Ia terus menangis
Tak peduli akan siapapun
Akan penilaian padanya
Akan banyaknya mata yang memandang
Di jalanan itu . . .
Ia hanya ingin berusaha
Menangkap kembali bayangan yang hampir berlalu
Namun tak ada arti tangisan itu
Sosok itu tak sedikitpun memedulikannya
Ia begitu egois
Marah, cemburu dan kesal
T’lah membuat hatinya dingin
Sosok itu akhirnya berlalu
Tanpa sepatah katapun
Ia meninggalkan gadis itu
Bersama deraian air matanya
Tidak ada komentar:
Write Comments