MIMPI YANG TAK SEMPAT USAI
Matahari hampir kembali ke peraduaannya ,ketika aku sedang duduk di tepi pantai seorang diri . Membuka kembali lembaran-lembaran kehidupan yang t’lah kuukir. Semilir angin senja menerpa tubuhku seakan menghangatkan kembali ingatanku tentang semua kisah hidup yang t’lah kujalani, yang kini hanya tinggal kenangaan.
Satu per satu sosok yang pernah menjadi bagian dari hidupku hadir kembali dalam benakku. Membuat rinduku akan kenangan masa lalu kian membara. Kulayangkan pandanganku jauh ke tengah laut ,dengan perasaan yang tak menentu. Saat itu aku baru saja mengakhiri hubunganku dengan seseorang yang sangat kucintai.
Deburan ombak yang sesekali mencium kakiku menarik perhatianku. Kuamati ombak itu. Ombak yang tak pernah lelah membasahi bibir pantai mengundang tanya dalam hatiku,
“Mengapa manusia tak bisa seperti ombak itu, selalu setia tanpa mengenal waktu. Seperti ombak yang tak pernah lelah dan selalu setia setiap saat untuk terus membasahi bibir pantai ???”
Aku tersentak dari lamunanku, saat sebuah suara memanggil namaku dari kejauhan. Suara yang terdengar tak asing lagi bagiku. Ternyata sosok seorang wanita berambut panjang yang dibiarkan terurai ,bertubuh tidak terlalu tinggi ,beralis tebal sedang berlari ke arahku. Sebuah senyuman tersungging di wajahnya ,memperlihatkan lesung pipinya yang indah yang membuatku terus memikirkannya.
‘melamunkan apa ??” , tanyanya sambil memandangku lembut. “kisah kita”. Sahutku datar. Ia menaikkan alisnya. Menatapku penuh tanya. “perjalananku hingga menemukanmu,walau akhirnya aku tetap ditinggalkan.” Terangku. Ia tertunduk . Diam .
“amy . . .”. Sapanya manja. “maafkan aku telah berpaling dari dirimu . . .aku sadar . . .aku tak berarti tanpamu . .aku . . . .” Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya aku telah berhasil menempelkan jari telujukku di bibirnya sehingga ia terpaksa diam
“ini semua salahku. Aku tak seharusnya berbuat demikian padamu. Maafkan aku. Tak selayaknya ku meninggalkanmu. Aku tahu kau masih mencintaiku.” Ucapku. Kutatap matanya lekat-lekat. Kulihat matanya mulai mengembun. “ kembalilah padaku . Aku masih mencintaimu.” Pintaku penuh harap. Ia mengangguk.
Kuraih tangannya dan menuntunya duduk. Tanpa kata. Hati yang hampir beku karna kehilangannya kini terasa dihangatkan kembali oleh kehadirannya. Sesekali kulirik wajahnya yang mulus tanpa jerawat itu. Ia Nampak tersenyum sendirian. Mungkin ia tahu kalau aku sedang meliriknya. Kenangan terindah yang pernah kulalui bersamanya kembali terlintas di benakku ,seakan ingin mengatakan padaku untuk mengulanginya
Perlahan kudekatkan wajahku ke keningnya,bermaksud memberinya sebuah kecupan mesra. Hampir saja kumelakukannya . . . . . . . . . . . .
Praaacccckkkkk !!!!!!!!!!!!!!!!!!
“aduuuuhhhhh . . . . . .” Aku menjerit kesakitan. Kudapati tubuhku sudah di lantai. “astaga ,aku terjatuh ,ternyata aku hanya bermimpi.” Seruku. Lama aku duduk termenung memikirkan mimpi indah yang belum sempat selesai tadi . . . . . .jauh di dasar hatiku hujan turun dengan derasnya.
Tidak ada komentar:
Write Comments