Senin, 10 Oktober 2016

Geolog Indonesia Temukan Batuan Tertua Berusia 3,8 Miliar Tahun

Nugroho Imam Setiawan, salah satu peneliti yang menemukan batuan berusia 3,8 miliar tahun. (Metrotvnews.com/Patricia Vicka)
 
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menemukan batuan berusia 3,8 miliar tahun di kutub selatan, Antartika. Usia batuan tersebut mendekati usia permukaan bumi.

"Usia batuan ini hampir sama dengan usia permukaan bumi yang berusia 4,5 miliar tahun," ujar Nugroho Imam Setiawan saat jumpa pers di kampus UGM Yogyakarta, Bulaksumur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 29 Maret 2017.

Dosen Geologi itu menemukan batuan tersebut bersama tujuh peneliti lainnya dalam program Japan Antartic Research Expedition (JARE) 58. Batuan yang ditemukan akan diteliti di Indonesia dan Jepang.

"Sampel batuan tersebut masih proses pengiriman ke Indonesia bersama 141 batuan metamorf lainnya," katanya.

Nugroho adalah satu-satunya peneliti Indonesia yang lolos seleksi dalam tim ekspedisi ini. Dia bertolak ke Antartika melalui Perth, Australia, pada 27 November 2016.

Ia pergi bersama sekitar 34 peneliti lainnya dari berbagai dunia. Rombongan tiba di Antartika pada 12 Desember 2016.

Tiba di Antartika, hanya delapan peneliti Geologi yang ditugaskan untuk meneliti batuan kutub selatan ini dari beberapa tempat. Nugroho dan tujuh anggota tim segera berbagi tugas.

"Survei geologi pertama dilakukan di Antartica Prince Olav Coast. Survei kedua di Lutzow Holm Bay," katanya.

Di lokasi penelitian kedua inilah batuan metamorf ditemukan. Batuan itu, kata dia, batu bermetamorfosa dalam suhu tinggi.

Nugroho tinggal di Antartika selama sekitar tiga bulan. Dia tiba di Indonesia pada 22 Maret 2017. Dia akan melanjutkan penelitian setelah batuan yang ditemukan di Antartika tiba di Indonesia.

Ia berharap hasil penelitian dapat menguak sejarah pembentukan batuan di muka bumi, sehingga dapat memprediksi kejadian Bumi di masa depan.

"Saya berharap pengalaman saya ke Antartika dan hasil penelitian saya nanti bisa memotivasi dan mendorong peneliti Indonesia lainnya untuk maju dan pergi ke Antartika hasil penelitian akan saya jadikan bahan materi pembelajaran saya ke mahasiswa," pungkasnya.

Rektor UGM Dwi Korita Karnawati bangga dengan pengalaman Nugroho saat peneliti batuan di Antartika. Walau sempat khawatir akan keselamatan Nugroho, namun Dwikorita yakin hasil penelitian diharapkan bisa menguak sejarah Bumi dan memprediksi keadaan bumi di masa depan.

JARE diadakan oleh organisasi Asian Forum for Polar Science (AFoPS). JARE pertama kali dilakukan pada tahun 1957 dengan mendirikan stasiun penelitian di Pulau Ongul Antartika bagian timur.

Pembiayaan selama ekspedisi ditanggung JARE melalui National Institute of Polar Research (NIPR), Jepang.

Sumber: http://jateng.metrotvnews.com/peristiwa/wkBq3jgb-geolog-indonesia-temukan-batuan-berusia-3-8-miliar-tahun

1 komentar:
Write Comments

© 2014 KOBEPA-ROCK013. Designed by Enago Kobepa
Powered by Anak Cenderawasih.